Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Indonesia merupakan negara besar yang kaya akan tradisi, budaya, suku, bahasa, dan kearifan lokal. Bila dipelajari secara seksama, kearifan lokal yang ada di Indonesia punya liniearitas dengan nilai-nilai universal Mochtar Lubis, 1992, Budaya, Masyarakat, Dan Manusia Indonesia.Sebagai contoh, ada suku tertentu yang memposisikan orang tua sedemikian tinggi bahkan sampai muncul istilah orang tua adalah tuhan yang terlihat. Tentu saja, ini tidak bisa dimaknai secara tekstual belaka. Namun, secara esensial, ungkapan tersebut merupakan implementasi dari penghormatan yang tinggi pada orang tua. Secara naluriah, manusia memang punya relasi kuat dengan orang tuanya. Di mana seorang anak punya "utang" besar pada orang tua yang telah membesarkan dan mendidiknya. Sedangkan di sisi religi, dalam ajaran Islam misalnya, seorang anak memang wajib berbakti pada orang tua. Berkata kasar atau berwajah masam pada orang tua adalah sebuah kedurhakaan. Masih ada banyak kearifan lokal di Indonesia yang punya spirit sama dengan insting dasar manusia maupun sejalan dengan semangat keislaman. Tak terkecuali, ideologi bangsa yang berupa Pancasila Isup Suhady & A. Sinaga, 2006, Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.Pancasila dirumuskan oleh para pendiri bangsa, di mana banyak di antaranya merupakan para ulama Islam. Agama ini dipeluk mayoritas penduduk sejak zaman dahulu kala. Pemilihan Pancasila sebagai landasan bernegara tentu bukan tanpa alasan. Para ulama sudah merumuskan dengan pemikiran mereka yang karena itu, saat ada wacana khilafah dari segelintir kalangan tercetus dengan deras belasan tahun silam, ia mendapat penolakan. Khilafah tidak kompatibel pada bangsa yang sangat majemuk seperti Indonesia. Pancasila sudah terbukti sanggup menyatukan khilafah tidak diserap oleh negara-negara di era modern selama ini. Indonesia tidak perlu "berjudi" dengan mencoba sistem ini sementara gelombang penolakannya terasa dari Sabang sampai Merauke. Pancasila dan model Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan sistem yang telah memberi kepuasan bagi masyarakat. Tentu saja, ada banyak tantangan atau masalah yang menguji bangsa ini. Namun, bukan berarti sistem atau ideologi Pancasila yang mesti dibongkar. Ada banyak jalan dan solusi lain yang bisa dijadikan alternatif demi membawa negara ini pada kemajuan. Semua pihak punya tanggung jawab untuk membangun bangs sini sesuai kapasitas masing-masing. Lihat Sosbud Selengkapnya