Tanamanmengandung 13 unsur hara makro (N, P, K, S, Mg, Ca), unsur hara mikro (Cl, Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo) dan kurang lebih 5 unsur hara non esensial. fungsional (Na, Co, V, Si, Ni). 13 nutrisi non-esensial dibutuhkan oleh tanaman untuk metabolisme yang sempurna, tetapi 5 nutrisi non-esensial, dalam beberapa kasus berfungsi atau memungkinkan Unsur hara esensial merupakan unsur kimia yang dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur hara esensial berdasarkan tingkat kebutuhan tanaman dibedakan menjadi tiga yaitu unsur hara dasar basic nutrient, unsur hara makro makronutrien, dan unsur hara mikro mikronutrien. Tanaman berpotensi untuk mengalami masalah unsur hara, baik itu defisiensi maupun toksisitas. Defisiensi dan toksisitas unsur hara yang dialami oleh tanaman dapat diketahui dengan melakukan diagnosis visual yang merupakan metode yang paling mudah untuk diaplikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah unsur hara yang dialami oleh berbagai jenis tanaman berdasarkan gejala visual yang ditunjukkan oleh tanaman. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2021di sekitar lokasi tempat tinggal peneliti. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif yang dilakukan dengan mengamati berbagai jenis tanaman yang diduga mengalami masalah defisiensi dan toksisitas unsur hara yang kemudian dibandingkan dengan referensi terkait buku dan jurnal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 10 spesies tanaman yang menunjukkan gejala defisiensi maupun toksisitas makronutrien dan mikronutrien berdasarkan gejala visual yaitu rambutan, kacang hijau, kacang gude, jagung, singkong, pisang, bawang merah, kembang sepatu, kuping gajah, dan keladi. Tanaman bisa mengalami defisiensi 1 jenis unsur hara, lebih dari 1 jenis unsur hara dan juga bisa mengalami defisiensi dan toksisitas unsur hara dalam waktu yang bersamaan. Figures - uploaded by Hafsan HafsanAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Hafsan HafsanContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 139 DIAGNOSIS VISUAL MASALAH UNSUR HARA ESENSIAL PADA BERBAGAI JENIS TANAMAN Devi Armita1*, Wahdaniyah1, Hafsan1, Hafizhah Al Amanah2 1Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Jl. Sultan Alauddin No. 63, Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia. 92113 *E-mail 2Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Bone Jl. Abu Daeng Pasilong No. 62, Bone, Sulawesi Selatan, Indonesia. 92713 Abstrak Unsur hara esensial merupakan unsur kimia yang dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur hara esensial berdasarkan tingkat kebutuhan tanaman dibedakan menjadi tiga yaitu unsur hara dasar basic nutrient, unsur hara makro makronutrien, dan unsur hara mikro mikronutrien. Tanaman berpotensi untuk mengalami masalah unsur hara, baik itu defisiensi maupun toksisitas. Defisiensi dan toksisitas unsur hara yang dialami oleh tanaman dapat diketahui dengan melakukan diagnosis visual yang merupakan metode yang paling mudah untuk diaplikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah unsur hara yang dialami oleh berbagai jenis tanaman berdasarkan gejala visual yang ditunjukkan oleh tanaman. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2021di sekitar lokasi tempat tinggal peneliti. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif yang dilakukan dengan mengamati berbagai jenis tanaman yang diduga mengalami masalah defisiensi dan toksisitas unsur hara yang kemudian dibandingkan dengan referensi terkait buku dan jurnal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 10 spesies tanaman yang menunjukkan gejala defisiensi maupun toksisitas makronutrien dan mikronutrien berdasarkan gejala visual yaitu rambutan, kacang hijau, kacang gude, jagung, singkong, pisang, bawang merah, kembang sepatu, kuping gajah, dan keladi. Tanaman bisa mengalami defisiensi 1 jenis unsur hara, lebih dari 1 jenis unsur hara dan juga bisa mengalami defisiensi dan toksisitas unsur hara dalam waktu yang bersamaan. Kata Kunci defisiensi; diagnosis visual; makronutrien; mikronutrien; tanaman; toksisitas Abstract Essential nutrients are chemical elements needed by plants to support their growth and development. Essential nutrients based on the level of plant needs are divided into three, namely basic nutrients, macronutrients and micronutrients. Plants have the potential to experience nutrient problems, either deficiency or toxicity. Nutrient deficiency and toxicity experienced by plants can be identified by performing a visual diagnosis which is the easiest method to apply. This study aims to identify nutrient problems experienced by various types of plants based on visual symptoms shown by plants. This research was conducted in November 2021 in the vicinity of the researcher's residence. This research is an exploratory descriptive study conducted by Armita dkk., Diagnosis Visual … _ 140 observing various types of plants suspected of having nutrient deficiency and toxicity problems which are then compared with related references books and journals. The results showed that there were 10 plant species that showed symptoms of deficiency or toxicity of macronutrients and micronutrients based on visual symptoms, namely rambutan, mung beans, gude beans, corn, cassava, bananas, onion, hibiscus, elephant ears, and taro. Plants can experience deficiency of 1 type of nutrient, more than 1 type of nutrient and can also experience nutrient deficiency and toxicity at the same time. Keywords deficiency; macronutrient, micronutrient; plant; toxicity; visual diagnosis PENDAHULUAN nsur hara esensial merupakan unsur kimia yang penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman Barker & Pilbeam, 2007 dengan kriteria yaitu 1 Tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya tanpa adanya unsur hara tersebut; 2 Fungsi unsur hara tersebut tidak bisa digantikan oleh unsur hara jenis lainnya; dan 3 Unsur hara tersebut terlibat langsung dalam metabolisme tanaman Marschner, 2012. Unsur hara esensial terdiri atas 1 Nutrisi dasar basic nutrient terdiri atas karbon C, oksigen O, dan hidrogen H; 2 Makronutrien terdiri atas nitrogen N, fosfor P, kalium K, kalsium Ca, belerang S, magnesium Mg; dan 3 Mikronutrien terdiri atas besi Fe, boron B; klor Cl; mangan Mn; seng Zn; tembaga Cu; dan molibdenum Mo Mia, 2015. Sumber utama makro dan mikronutrien pada tanaman berasal dari media tanam, sehingga ketika media tanam, dalam hal ini tanah mengalami kekurangan defisiensi ataupun kelebihan toksisitas unsur hara tertentu akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Umumnya, tanaman mengalami defisiensi unsur hara karena ketersediaan unsur hara tersebut di dalam tanah rendah. Namun keberadaan unsur hara dalam jumlah yang banyak di dalam tanah tidak dapat menjamin tanaman terhindar dari kondisi defisiensi nutrisi, karena kondisi defisiensi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dan dapat dipengaruhi oleh cekaman biotik maupun abiotik Mia, 2015, misalnya kondisi tanah, misalnya pH tanah yang terlalu rendah asam, kondisi pertumbuhan tanaman, dan infeksi penyakit. Kondisi defisiensi unsur hara juga dapat terjadi karena terjadi toksisitas unsur hara esensial tertentu ataupun unsur-unsur hara non esensial yang bisa menjadi inhibitor untuk penyerapan suatu unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tanaman Yi et al., 2020; Rakesh et al., 2021. Metode untuk mengetahui masalah nutrisi yang dialami oleh tanaman, baik itu defisiensi maupun toksisitas dapat dilakukan dengan analisis tanah, analisis jaringan tanaman maupun pengamatan gejala visual diagnosis visual. Diagnosis visual merupakan metode diagnostik yang membantu untuk mendiagnosis defisiensi maupun toksisitas nutrisi yang dialami oleh tanaman dengan pemeriksaan gejala visual Rakesh et al., 2021. Metode ini menjadi metode yang popular dan banyak digunakan untuk mendeteksi masalah nutrisi pada tanaman karena mudah untuk dilakukan atau diaplikasikan langsung di lapangan dan tidak memerlukan peralatan khusus atau analisis laboratorium sehingga mudah diterapkan oleh para petani secara mandiri Roy et al., 2006; The Profitable Soils Group, 2009. Gejala masalah nutrisi juga akan muncul lebih cepat dan bisa dikenali secara visual kurang lebih satu minggu setelah tanaman 141_Teknosains Media Informasi Sains dan Teknologi, Volume 16, Nomor 1, Januari-April 2022, hlm. 139-150 mengalami defisiensi ataupun toksisitas nutrisi Sathyavani et al., 2021. Namun teknik ini membutuhkan pendekatan sistematis dan perlu kehati-hatian untuk identifikasi dan mendapatkan hasil diagnosis yang valid Marschner, 2012. Selain itu, jika lahan pertanian cukup luas akan membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga untuk mengamati seluruh lapangan secara intensif Wulandhari et al., 2019. Tanaman secara umum akan menunjukkan gejala jika mengalami masalah unsur hara yang merupakan respon tanaman akibat gangguan proses fisiologis. Umumnya gejala yang timbul berupa perubahan morfologi yang tidak normal seperti pertumbuhan yang melambat, perubahan bentuk dan warna daun Lestari et al., 2019. Oleh karena itu, gejala kelainan nutrisi bisa menjadi panduan untuk mengidentifikasi defisiensi ataupun toksisitas unsur hara pada tanaman karena gejala yang terlihat pada tanaman ketika mengalami masalah nutrisi erat kaitannya dengan peranan unsur hara tersebut bagi tanaman Rakesh et al., 2021. Berdasarkan uraian latar belakang maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah unsur hara esensial yang terjadi pada berbagai jenis tanaman berdasarkan diagnosis visual. Hasil diagnosis visual yang dilakukan diharapkan bisa berkontribusi bagi dunia pertanian, utamanya dalam hal optimalisasi pertumbuhan tanaman melalui pengaplikasian unsur hara yang tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan mengetahui masalah nutrisi yang dialami oleh tanaman dapat memberikan solusi penanganan yang tepat ketika tanaman mengalami gangguan pertumbuhan akibat unsur hara. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2021. Jenis penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif eksploratif yaitu mengamati berbagai jenis tanaman di sekitar lokasi tempat tinggal peneliti yang menunjukkan gejala defisiensi maupun toksisitas unsur hara selanjutnya hasil pengamatan dibandingkan dengan referensi berupa buku referensi nutrisi tumbuhan yang meliputi Principles of Plant Nutrition Mengel & Kirkby, 2001, Handbook of Plant Nutrition Barker & Pilbeam, 2007, Plant Nutrition and Soil Fertility Manual Jones Jr., 2012, Marschner’s Mineral Nutrition of Higher Plants Marschner, 2012, dan Nutrition of Crop Plants Mia, 2015, serta berbagai jurnal penelitian terkait. Alat dan bahan yang digunakan yaitu kamera sebagai alat untuk mendokumentasikan tanaman yang bergejala serta alat tulis menulis untuk mencatat gejala yang teramati di lapangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Kekurangan ataupun tidak tersedianya unsur hara esensial bagi tanaman akan menyebabkan munculnya gejala defisiensi pada tanaman yang bisa dilihat secara visual. Umumnya indikasi awal terjadinya defisiensi unsur hara dapat diamati dengan jelas pada daun tanaman, baik daun muda daun baru maupun daun tua daun dewasa. Defisiensi unsur hara akibuta unsur hara yang immobile ataupun kurang mobile seperti seng, besi, boron, tembaga, mangan, kalsium, belerang dan klorin pertama kali akan muncul pada daun muda. Sedangkan untuk unsur hara yang mobile seperti kalium, nitrogen, magnesium dan fosfor, gejala defisiensi pertama kali akan teramati pada daun yang lebih tua Kaur, 2020. Sehingga hal ini bisa menjadi langkah awal dalam menentukan jenis defisiensi unsur hara yang dialami oleh tumbuhan secara visual, dengan melihat daun yang mengalami gejala defisiensi unsur hara yaitu daun muda atau daun tua. Langkah selanjutnya setelah mengamati usia daun yang mengalami gejala defisiensi adalah dengan mengenalai gejala defisiensi yang ditunjukkan oleh tanaman, Armita dkk., Diagnosis Visual … _ 142 terutama pada bagian daun. Gejala yang umum terjadi adalah klorosis interveinal, klorosis marginal, klorosis seragam, nekrosis, tepi terdistorsi, terjadinya pengurangan ukuran daun Jeyalakshmi & Radha, 2017 serta pertumbuhan yang abnormal yang diakibatkan jumlah nutrisi yang tidak mencukupi sehingga membatasi pemanjangan dan replikasi sel yang akhirnya menyebabkan pertumbuhan terhambat, deformasi atau daun berkerut Adotey et al., 2021. Gejala-gejala tersebut akan berbeda tergantung dari jenis unsur haranya dan biasanya terkait dengan peranan unsur hara tersebut bagi tanaman. Berbeda dengan defisiensi, toksisitas unsur hara yang terjadi pada tanaman, pada umumnya merupakan unsur hara mikro. Hal tersebut disebabkan karena unsur hara mikro dibutuhkan dalam jumlah yang sangat rendah 0,01% berat kering tanaman sehingga terjadinya peningkatan unsur hara mikro dalam jumlah sedang akan menyebabkan toksisitas. Terjadinya peningkatan unsur hara mikro sekitar 10% dari tingkat kebutuhan tanaman akan menyebabkan terjadinya penurunan berat kering jaringan tanaman. Gejala toksisitas pada tanaman juga berbeda dengan gejala defisiensi yang relatif sulit teridentifikasi secara visual NCERT, 2021. Diagnosis visual untuk toksisitas unsur hara hanya dapat dilakukan dengan pengamatan gejala visual pada daun tua atau daun dewasa, berbeda dengan gejala defisiensi. Hal tersebut disebabkan karena gejala visual defisiensi lebih spesifik, serta terjadinya toksisitas satu unsur hara tertentu akan menginduksi defisiensi unsur hara yang lain Marschner, 2012. Misalnya toksisitas mangan akan menyebabkan terhambatnya penyerapan unsur hara besi dan magnesium NCERT, 2021. Gejala visual yang teramati pada tanaman rambutan Nephelium lappaceum yang menunjukkan masalah nutrisi yaitu terjadinya nekrosis pada ujung daun dewasa Gambar 1. Berdasarkan gejala yang teramati, tanaman rambutan tersebut mengalami defisiensi unsur hara kalium K. Defisiensi unsur hara K terjadi pada daun dewasa pada tanaman karena unsur hara ini merupakan unsur hara yang mobile atau mudah untuk ditransportasikan melalui floem Barker & Pilbeam, 2007. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Mia 2015 yang menyatakan bahwa gejala yang ditunjukkan oleh tanaman yang mengalami defisiensi unsur K yaitu daun tuanya menunjukkan gejala daun yang terbakar di bagian ujungnya. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Meyer et al. 2009 yang menyatakan bahwa defisiensi unsur hara K dimulai dari terbentuknya bintik-bintik kuning atau putih seukuran peniti di bagian ujung daun dewasa yang kemudian akan berubah menjadi coklat. Bintik-bintik kuning tersebut yang kemudian berkembang menjadi coklat merupakan jaringan daun yang mati Tujiyanta, 2010. Gambar 1. Tanaman rambutan Nephelium lappaceum yang menunjukkan masalah defisiensi unsur nitrogen. Keterangan Tanda lingkaran menunjukkan gejala visual yang teramati 143_Teknosains Media Informasi Sains dan Teknologi, Volume 16, Nomor 1, Januari-April 2022, hlm. 139-150 Tanaman rambutan merupakan salah satu tanaman yang membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang cukup tinggi sehingga tanaman rambutan yang kurang dipelihara dengan pemberian pupuk dalam jumlah optimal akan mudah mengalami nekrosis daun, terutama pada musim kemarau. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tujiyanta 2010 diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa tanaman rambutan yang tidak diaplikasikan dengan pupuk KCl menunjukkan tingkat nekrosis daun yang paling luas 12,46% serta nekrosis pohon 14,84% dan pemberian pupuk KCl 375 g/pohon menyebabkan terjadinya penurunan gejala nekrosis daun 4,25% dan nekrosis pohon 7,71%. Tanaman selanjutnya yang teramati mengalami masalah nutrisi yaitu tanaman kacang-kacangan yaitu kacang hijau Vigna radiata A dan kacang gude Cajanus cajan. Kedua spesies tanaman ini mengalami gejala visual yang sama yaitu terjadi gejala klorosis pada daun, namun pada tanaman kacang gude, gejala klorosis yang terhadi tidak hanya pada daun dewasa tetapi juga terjadi pada daun muda serta daun muda juga mengalami deformasi bentuk daun Gambar 2. Berdasarkan gejala yang teramati dan dibandingkan dengan literatur terkait menunjukkan bahwa tanaman kacang hijau mengalami defisiensi unsur nitrogen N yang merupakan unsur hara yang bersifat mobile sehingga gejala klorosisnya terjadi pada daun dewasa. McCauley et al. 2003 menyatakan bahwa nitrogen merupakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk produksi protein, asam nukleat, dan klorofil sehingga tanaman yang mengalami defisiensi unsur ini akan menunjukkan gejala klorosis daun menguning pada daun dewasa dengan gejala klorosis yaitu hijau muda hingga kuning, semakin berat tingkat defisiensi yang terjadi daun tanaman akan semakin menguning dan dalam kasus yang parah akan menyebabkan daun mengalami nekrosis. Berdasarkan hal tersebut, terlihat pada Gambar terdapat daun yang tidak hanya menunjukkan gejala klorosis tetapi juga nekrosis pada ujung daunnya sehingga kemungkinan gejala defisensi yang dialami oleh tanaman tersebut cukup parah. Gambar 2. Tanaman kacang hijau Vigna radiata yang mengalami defisiensi unsur nitrogen A dan kacang gude Cajanus cajan yang mengalami defisiensi unsur nitrogen, besi, dan kalsium B. Keterangan Tanda lingkaran menunjukkan gejala visual yang teramati Hal yang berbeda ditunjukkan oleh tanaman kacang gude pada Gambar yang tidak hanya menunjukkan gejala klorosis pada daun tua tetapi juga daun muda sehingga defisiensi unsur hara yang dialami oleh tanaman tersebut tidak hanya unsur hara yang bersifat mobile tetapi juga unsur hara yang bersifat immobile atau kurang mobile. Gejala pertama yaitu gejala klorosis pada daun dewasa. Gejala ini menunjukkan tanaman mengalami defisiensi unsur N seperti yang dialami oleh tanaman kacang hijau namun tingkat defisiensinya belum separah pada tanaman kacang hijau. Tanaman yang Armita dkk., Diagnosis Visual … _ 144 kekurangan unsur hara N tidak hanya akan mengalami gejala klorosis tetapi akan menyebabkan pertumbuhan tanaman melambat, lemah dan kerdil Jones Jr., 2012. Gejala kedua yang teramati pada tanaman kacang gude yaitu gejala klorosis pada daun muda dan terjadinya perubahan bentuk daun daun berkerut. Terjadinya klorosis pada seluruh bagian daun muda menunjukkan bahwa tanaman mengalami kekurangan unsur hara besi Fe. Ciri utama daun tanaman yang mengalami kekurangan unsur Fe selain klorosis pada daun muda, daerah sekitar pertulangan daun masih tetap hijau sedangkan bagian helai daun yang lainnya seluruhnya mengalami klorosis Kaur, 2020. Sedangkan terjadinya perubahan bentuk yang teramati pada daun kacang gude disebabkan karena terjadinya defisiensi unsur kalsium Ca. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Mia 2015 yang menyatakan bahwa defisiensi unsur ini dapat teramati di daerah pucuk tanaman yang akan mengalami perubahan bentuk, menunjukkan gejala klorosis dan dengan semakin meningkatnya defisiensi akan menyebabkan terjadinya nekrosis terutama di tepi daun. Gejala ini terkait dengan peranan unsur Ca bagi tanaman yaitu berperan dalam regulasi permeabilitas membran dan integritas struktural sel. Salah satu strategi untuk mencegah terjadinya defisiensi unsur Ca terutama pada tanaman sayuran yaitu dengan pemupukan melalui daun foliar spray dalam bentuk CaCl2 atau CaNO32. Hal tersebut dikarenakan defisiensi unsur Ca pada tanaman biasanya terkait ketidakmampuan tanaman untuk mentranslokasikan unsur tersebut dari bagian tanaman dengan ketercukupan unsur Ca yang tinggi ke bagian tanaman yang mengalami kekurangan unsur tersebut karena unsur Ca merupakan unsur yang relatif tidak mobile melalui floem Olle & Bender, 2009. Tanaman lainnya yang mengalami masalah unsur hara yang ditemukan pada penelitian ini adalah tanaman jagung Zea mays. Gejala masalah unsur hara ditemukan pada daun dewasa sehingga unsur hara yang bermasalah pada tanaman tersebut adalah unsur hara yangbersifat mobile. Daun dewasa pada tanaman jagung menunjukkan gejala klorosis dan nekrosis di bagian margin tepi daun Gambar dan gejala nekrosis di bagian ujung daun Gambar Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adotey et al. 2021, gejala visual tersebut merupakan gejala defisiensi unsur N dan K. Daun tanaman yang mengalami defisiensi unsur N akan menunjukkan gejala pertama kali pada daun yang lebih tua dengan bentuk seperti huruf V, menguning mulai dari ujung daun kemudian melebar dan menuju pangkal daun. Gejala defisiensi unsur N pada tanaman jagung akan muncul ketika jumlah unsur hara tersebut kurang dari 3% pada tahap awal pertumbuhan fase vegetatif dan kurang dari 2,8% pada fase generatif yang ditandai dengan terbentuknya bunga jantan yang disebut tassel dan bunga betina yang disebut silk rambut jagung. 145_Teknosains Media Informasi Sains dan Teknologi, Volume 16, Nomor 1, Januari-April 2022, hlm. 139-150 Gambar 3. Tanaman jagung Zea mays yang menunjukkan masalah defisiensi unsur kalium A dan unsur nitrogen B. Keterangan Tanda lingkaran menunjukkan gejala visual yang teramati Daun tanaman yang mengalami defisiensi unsur K dimulai dari tepi daun yang menguning kemudian berubah menjadi coklat karena jaringan mati nekrosis menuju pangkal daun. Gejala defisiensi bisa teramati pada tanaman ketika kadar unsur hara tersebut pada tanaman jagung kurang dari 2% pada fase vegetatif dan kurang dari 1,8% pada fase generatif Adotey et al., 2021. Defisiensi unsur K pada tanaman rentan terjadi pada kondisi tanah yang masam, kondisi kekeringan ataupun curah hujan yang sangat tinggi Kumar, 2013. Gejala yang sama juga teramati pada penelitian yang dilakukan oleh Inaya et al. 2021, selain itu pada penelitian tersebut tanaman jagung yang teramati memiliki pertumbuhan yang kerdil serta batang yang kecil. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman jagung merupakan tanaman yang rentan mengalami defisiensi unsur N dan K. Berdasarkan data yang dikemukakan oleh Syafruddin et al. 2007, pupuk tanaman jagung di Indonesia umumnya mengandung unsur hara makro yaitu N, P, K, S dan belum ada sentra pengembangan jagung yang terindikasi mengalami kekurangan unsur hara mikro. Unsur hara N dan P dibutuhkan tanaman jagung dimulai dari tahap awal pertumbuhan hingga mendekati fase pematangan sedangkan unsur K dibutuhkan terutama pada fase silking yaitu 2-3 hari setelah terbentuknya bunga jantan. Tanaman selanjutnya yang menunjukkan gejala masalah unsur hara yaitu tanaman singkong Manihot esculenta. Gejala defisiensi yang teramati pada tanaman ini adalah terjadinya klorosis interveinal pada daun dewasa Gambar 4, sehingga diduga tanaman ini mengalami defisiensi unsur hara magnesium Mg. Gejala ini hampir mirip dengan gejala defisiensi unsur hara mangan Mn, namun klorosis interveinal yang terjadi pada tanaman akibat defisiensi unsur hara Mg lebih mencolok sedangkan klorosis interveinal untuk defisiensi Mn menghasilkan bintik kuning yang relatif lebih halus Tiffin, 2005b. Gejala klorosis yang ditunjukkan oleh tanaman yang mengalami defisiensi unsur Mg terkait dengan peranan unsur hara tersebut sebagai salah satu komponen penyusun klorofil pada tanaman Marschner, 2012. Hal ini dibuktikan dari penelitian yang dilakukan oleh Yeh et al. 2000 yaitu terjadi penurunan kandungan klorofil pada tanaman yang tidak diaplikasikan dengan unsur Mg pada tanaman Spathiphyllum. Pada kasus defisiensi yang parah, gejala tidak hanya akan muncul pada daun dewasa tetapi juga pada daun muda yang akan menyebabkan daun gugur prematur. Tanaman mengalami defisiensi unsur hara ini sering terjadi pada tanah yang masam atau tanah yang diaplikasikan dengan pupuk K ataupun Ca dalam jumlah yang tinggi, karena toksisitas kedua unsur hara ini bisa menyebabkan penghambatan penyerapan unsur hara Mg Silva & Uchida, 2000. Armita dkk., Diagnosis Visual … _ 146 Gambar 4. Tanaman singkong Manihot esculenta yang menunjukkan masalah defisiensi unsur magnesium. Keterangan Tanda lingkaran menunjukkan gejala visual yang teramati Pada penelitian ini juga diamati masalah nutrisi pada tanaman pisang Musa paradisiaca. Gejala yang teramati pada tanaman pisang yaitu helai daun dewasa mengalami klorosis menguning parsial Gambar dan menunjukkan gejala klorosis yang berkembang menjadi nekrosis pada bagian ujung dan tepi daun dewasa Gambar Berdasarkan gejala yang teramati, tanaman pisang tersebut diduga mengalami toksisitas unsur K yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan rasio MgO/K2O di dalam tanah dan menyebabkan tanaman mengalami defisiensi unsur Mg dan Ca. Sedangkan berdasarkan gejala pada Gambar diduga tanaman pisang tersebut mengalami defisiensi unsur P. Gejala defisiensi unsur P terlihat pada daun tua berupa klorosis pada bagian margin tepi daun dan pada kasus defisiensi yang parah menyebabkan tepi daun menjadi nekrotik, produksi daun berkurang serta bisa menyebabkan tanaman mengalami kematian dini. Unsur P pada tanaman pisang merupakan unsur hara yang membantu tanaman menghasilkan rimpang yang sehat, sistem perakaran yang sehat, regulasi pembungaan dan secara umum berperan dalam pertumbuhan vegetatif. Unsur ini juga merupakan salah satu dari tiga nutrisi utama yang diserap oleh akar pisang dalam bentuk H2PO4. Haifa, 2021. Gambar 5. Tanaman pisang Musa paradisiaca yang menunjukkan masalah toksisitas unsur kalium A dan defisiensi unsur fosfor. Keterangan Tanda lingkaran menunjukkan gejala visual yang teramati Tanaman selanjutnya yang menunjukkan masalah nutrisi yaitu tanaman bawang merah. Gejala yang teramati pada tanaman bawang merah yaitu terjadi klorosis dan nekrosis di bagian ujung daun dewasa Gambar 6. Gejala defisiensi tersebut merupakan gejala defisiensi unsur N dan K, sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Tiffin 2005a bahwa gejala defisiensi unsur N pada tanaman bawang mearah yaitu daun menguning atau kuning kehijauan yang dimulai dari ujung daun dan ujung daun bisa mengerut serta menyebabkan pertumbuhan terhambat sedangkan tanaman bawang merah yang mengalami defisiensi unsur K yaitu daun yang lebih tua daun dewasa mengalami nekrosis kematian sel dimulai dari ujung daun. Daun tanaman menjadi layu karena kehilangan turgiditasnya serta daun tampak tipis. Defisiensi unsur N pada tanaman dapat terjadi karena kondisi drainase yang buruk, kondisi suhu yang rendah atau kondisi lingkungan dengan kelembaban tinggi sehingga unsur N di dalam tanah mengalami pencucian leaching. Terjadinya leaching juga menjadi faktor pemicu terjadinya defisiensi unsur kalium terutama pada kondisi tanah berpasir selama periode hujan lebat. Unsur N dan K merupakan unsur hara penting yang dibutuhkan oleh tanaman bawang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Widodo et al., 2021, pemupukan 147_Teknosains Media Informasi Sains dan Teknologi, Volume 16, Nomor 1, Januari-April 2022, hlm. 139-150 unsur N dan K pada tanaman bawang merah dengan ratio yang optimal akan memengaruhi pertumbuhan dan produksi umbi bawang merah varietas Batu Ijo. Dosis pupuk N yang terbaik adalah 300 kg/ha sedangkan dosis pupuk K yang terbaik sebanyak 150 kg/ha untuk menghasilkan bobot segar tanaman dan bobot segar umbi tertinggi sedangkan berdasarkan penelitian Hilman et al., 2014 pada tanaman bawang merah varietas Aggregatum, dosis pupuk N dengan hasil umbi terbaik yaitu sebesar 265 kg/ha. Gambar 6. Tanaman bawang merah Alium ascalonicum yang menunjukkan masalah defisiensi unsur N dan K. Keterangan Tanda lingkaran menunjukkan gejala visual yang teramati Tanaman hias juga merupakan tanaman yang rentan mengalami masalah nutrisi, sebagaimana ditemukan pada penelitian ini tanaman hias yang mengalami masalah nutrisi yaitu tanaman kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis, kuping gajah Anthurium sp., dan keladi Caladium sp.. Gejala yang teramati pada tanaman kembang sepatu yaitu daun dewasa dan daun muda mengalami klorosis namun tidak menyeluruh, hanya berupa spot-spot di helai daun Gambar sedangkan pada tanaman kuping gajah gejala yang teramati yaitu terjadinya klorosis pada daun dewasa namun hanya di bagian margin daun dan terdapat daun dewasa yang tidak hanya menunjukkan gejala klorosis di bagian marginnya tetapi juga mengalami nekrosis sedangkan bagian tengah helai daun tetap berwarna hijau Gambar Gejala yang teramati pada tanaman keladi yaitu ujung dan margin daun mengalami gejala klorosis dan berkembang menjadi gejala nekrosis yang parah pada bagian ujung daun Gambar Gambar 7. Tanaman hias yang menunjukkan masalah unsur hara yaitu tanaman kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis A, kuping gajah Anthurium sp. B, dan keladi Caladium sp. C. Keterangan Tanda lingkaran menunjukkan gejala visual yang teramati Armita dkk., Diagnosis Visual … _ 148 Berdasarkan gejala yang teramati, tanaman kembang sepatu mengalami defisiensi unsur Mn yang merupakan unsur hara mikro yang bersifat immobile sehingga gejala defisiensinya ditunjukkan pada daun muda. Gejala klorosis pada daun muda tidak hanya ditunjukkan oleh tanaman yang mengalami defisiensi unsur Mn tetapi juga unsur Fe, namun jika tanaman mengalami defisiensi unsur Fe, klorosis yang terjadi seragam atau terjadi pada keseluruhan bagian daun sedangkan gejala klorosis karena defisiensi unsur Mn, gejala klorosisnya bersifat interveinal Rakesh et al., 2021 atau berupa spot-spot klorosis di antara tulang daun Sufardi, 2019. Hal yang berbeda dialami oleh tanaman kuping gajah. Tanaman ini diduga mengalami defisiensi unsur hara makro yaitu unsur K dengan gejala defisiensi yaitu klorosis interveinal mulai dari ujung dan tepi daun. Gejala defisiensi unsur K dimulai dari daun dewasa yang kemudian akan berkembang ke daun yang lebih muda Adotey et al., 2021. Sedangkan tanaman keladi mengalami defisiensi unsur Ca sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Miyasaka et al. 2002. Pada penelitian tersebut, tanaman keladi Lehua maoli’ yang ditanam di dalam larutan hidroponik dengan tingkat defisiensi berat menunjukkan gejala daun yang menguning di bagian margin tepi daun dan kematian jaringan nekrosis di anatara vena dan sekitar margin daun. Tanaman keladi mengalami defisiensi unsur Ca jika konsentrasi unsur Ca yang terdapat pada helai daun kurang dari 0,7% berat kering tanaman. Unsur Ca pada tanaman berperan penting dalam stabilitas membran sel dan dinding sel. Oleh karena itu tanaman yang mengalami kekurangan unsur ini bisa menyebabkan pucuk tanaman mati. Kondisi defisiensi unsur ini juga dapat menyebabkan tanaman lebih mudah terinfeksi penyakit tular tanah serta menyebabkan menurunnya pertumbuhan akar dan tunas Miyasaka et al., 2002. Hasil pengamatan 10 spesies tanaman yang mengalami masalah unsur hara defisiensi dan toksisitas menunjukkan bahwa untuk diagnosis visual, organ daun merupakan organ yang paling mudah diamati karena paling rentan mengalami perubahan ketika tanaman mengalami masalah unsur hara. Tanaman bisa mengalami defisiensi unsur hara lebih dari 1 jenis seperti pada tanaman kacang gude, jagung, dan bawang merah. Selain itu tanaman juga bisa mengalami defisiensi dan toksisitas unsur hara dalam waktu yang bersamaan, sebagaimana yang teramati pada tanaman pisang, yaitu mengalami toksisitas unsur K dan defisiensi unsur P. Gejala visual tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara lebih mudah teramati dibandingkan gejala toksisitas, karena terjadinya toksisitas unsur hara pada tanaman biasanya akan diikuti dengan terjadinya defisiensi unsur hara jenis lainnya yang disebabkan terhambatnya penyerapan unsur hara tersebut dari dalam tanah. Oleh karena itu untuk menguatkan data yang diperoleh dari diagnosis visual masalah unsur hara tanaman, perlu dilakukan analisis jaringan tanaman dan analisis tanah, sehingga bisa mencegah terjadinya kerancuan dalam penyusunan kesimpulan terutama untuk unsur hara dengan gejala visual yang relatif tinggi tingkat kemiripannya. Diagnosis visual merupakan metode analisis masalah unsur hara yang paling mudah dilakukan namun tidak bisa menjadi satu-satunya metode yang digunakan dalam menentukan gangguan unsur hara yang dialami oleh tanaman terutama jika digunakan oleh orang yang belum ahli berpengalaman karena diagnosis visual ini memerlukan pengalaman yang mumpuni untuk membua kesimpulan yang akurat. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 10 spesies tanaman yang menunjukkan gejala defisiensi maupun toksisitas makro dan mikronutrien berdasarkan gejala visual yaitu tanaman rambutan, kacang hijau, kacang gude, jagung, singkong, pisang, bawang 149_Teknosains Media Informasi Sains dan Teknologi, Volume 16, Nomor 1, Januari-April 2022, hlm. 139-150 merah, kembang sepatu, kuping gajah, dan keladi. Tanaman bisa mengalami defisiensi 1 jenis unsur hara yaitu tanaman rambutan, kacang hijau, singkong, kembang sepatu, kuping gajah, dan keladi serta bisa juga mengalami defisiensi lebih dari 1 jenis unsur hara sebagaimana ditemukan pada tanaman kacang gude, jagung, dan bawang merah. Selain itu tanaman juga bisa mengalami defisiensi dan toksisitas unsur hara dalam waktu yang bersamaan sebagaimana yang teramati pada tanaman pisang. DAFTAR PUSTAKA Adotey, N., McClure, A. M., Raper, T. B., & Florence, R. 2021. Visual symptoms A Handy Tool in Identifying Nutrient Deficiency in Corn, Cotton and Soybean. Tennessee Institute of Agriculture The University of Tennessee. Barker, A. V, & Pilbeam, D. J. 2007. Handbook of Plant Nutrition. United States CRC Press. Profitable Soils Group. 2009. Nutrient deficiencies, toxicities and imbalances. In Subsoils Manual pp. 31–40. Adelaide The Profitable Soils Group. Haifa. 2021. Nutritional recommendations for banana. Haifa. Hilman, Y., Sopha, G. A., & Lukman, L. 2014. Nitrogen effect on production, nutrients uptake and nitrogen-use efficiency of shallot Allium cepa var aggregatum. Advances in Agriculture & Botanics-International Journal of the Bioflux Society, 62, 128–133. Inaya, N., Armita, D., & Hafsan. 2021. Identifikasi masalah nutrisi berbagai jenis tanaman di Desa Palajau Kabupaten Jeneponto. Jurnal Mahasiswa Biologi, 13, 94–102. Jeyalakshmi, S., & Radha, R. 2017. A Review on diagnosis of nutrient deficiency symptoms in plant leaf image using digital image processing. ICTACT Journal on Image and Video Processing, 74, 1515–1524. Jones Jr., J. B. 2012. Plant Nutrition and Soil Fertility Manual. United States CRC Press. Kaur, G. 2020. Automated nutrient deficiency detection in plants A Review. Palarch’s Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 176, 5894–5901. Kumar, A. 2013. Nutrient deficiency symptoms in Maiza. Technical Bulletin, August, 175-177. Marschner, P. 2012. Marschner’s Mineral Nutrition of Higher Plants Third Edit. London Academic Press. McCauley, A., Jones, C., & Jacobsen, J. 2003. Plant nutrient functions and deficiency and toxicity symptoms. In Nutrient Management Module Vol. 9. Montana Montana State University. Mengel, K., & Kirkby, E. A. 2001. Principles of Plant Nutrition. Amsterdan Kluwer Academic Publishers. Meyer, R. D., Marcum, D. B., & Orloff, S. B. 2009. Fertilization. In Irrigated Alfafa Management for Mediterranean and Desert Zone pp. 41–49. Calofornia University of California. Mia, M. A. B. 2015. Nutrition of Crop Plants. New York Nova Publishers. Miyasaka, S. C., Hamasaki, R. T., & Pena, R. S. de la. 2002. Nutrient deficiencies and excesses in Taro. Soil and Crop Management, 11, 1–14. NCERT. 2021. Biology. In Mineral Nutrition Vol. 16, pp. 194–205. New Delhi NCERT. Olle, M., & Bender, I. 2009. Causes and control of calcium deficiency disorders in vegetables A review. Journal of Horticultural Science and Biotechnology, 846, 577–584. Rakesh, S., Pareek, N. K., & Rathore, R. S. 2021. Visual nutrient deficiency symptoms in plants. Agrospheres E-Newsletter, 24, 42–45. Roy, R. N., Finck, A., J, B. G., & Tandon, H. L. S. 2006. Plant nutrition for food security. In Experimental Agriculture Vol. 43, Issue 1. Rome Food and Agriculture Organization of The United Nations. Sathyavani, R., Jaganmohan, K., & Kalaavathi, B. 2021. Detection of plant leaf nutrients using convolutional neural network based internet of things data acquisition. International Journal of Nonlinear Analysis and Applications, 122, 1175–1186. Silva, J., & Uchida, R. 2000. Essential nutrients for plant growth. In Plant Nutrient Management in Hawaii’s Soils, Approaches for Tropical and Subtropical Agriculture pp. 31–55. Hawai University of Hawaii . Sufardi. 2019. Pengantar Nutrisi Tanaman 2nd ed.. Banda Aceh Syiah Kuala University Press. Armita dkk., Diagnosis Visual … _ 150 Syafruddin, Faesal, & Akil, M. 2007. Pengelolaan hara pada tanaman jagung. In Jagung Teknik Produksi dan Pengembangan pp. 205–218. Bogor Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Tiffin, D. 2005a. Alliums bulb onions, salad onions and leeks. In Interpretation of leaf nutrient analysis results. Warwickshire Horticultural Development Council. Tiffin, D. 2005b. Brassicas cabbage, Brussels Council sprouts, cauliflower, broccoli, turnip and swede. In Interpretation of leaf nutrient analysis results. Warwickshire Horticultural Development Council. Tujiyanta. 2010. Pengaruh pupuk KCI terhadap nekrosis daun rambutan. Jurnal Penelitian Inovasi, 331, 35–47. Widodo, Marlin, & Sitio, N. B. 2021. Response of shallots of Batu Ijo variety to doses of N and K fertilizers. Akta Agrosia, 241, 19–24. Wulandhari, L. A., Gunawan, A. A. S., Qurania, A., Harsani, P., Triastinurmiatiningsih, Tarawan, F., & Hermawan, R. F. 2019. Plant nutrient deficiency detection using deep convolutional neural network. ICIC Express Letters, 1310, 971–977. Yeh, D. M., Lin, L., & Wright, C. J. 2000. Effects of mineral nutrient deficiencies on leaf development, visual symptoms and shoot-root ratio of Spathiphyllum. Scientia Horticulturae, 86, 223–233. Yi, J., Krusenbaum, L., Unger, P., Hüging, H., Seidel, S. J., Schaaf, G., & Gall, J. 2020. Deep learning for non-invasive diagnosis of nutrient deficiencies in sugar beet using RGB images. Sensors, 20, 1–19. ... Unsur hara esensial merupakan unsur kimia yang dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur hara esensial berdasarkan tingkat kebutuhan tanaman dibedakan yaitu unsur hara makro makronutrien, dan unsur hara mikro mikronutrien Armita et al., 2022. Suplai unsur hara tersedia dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. ...... Unsur hara atau nutrien adalah komponen yang sangat diperlukan oleh tanaman. Tanah yang baik adalah tanah yang menawarkan komponenkomponen ini sepenuhnya dan dalam jumlah yang memadai untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman Armita et al., 2022. Unsur hara lengkap dapat mendorong perkembangan tanaman dan menghasilkan output yang berkualitas tinggi. ...... Sumber utama mikronutrien pada tanaman berasal dari media tanam, sehingga ketika media tanam, dalam hal ini tanah mengalami kekurangan defisiensi ataupun kelebihan toksisitas unsur hara tertentu akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Umumnya, tanaman mengalami defisiensi unsur hara karena ketersediaan unsur hara tersebut di dalam tanah rendah Armita et al., 2022. ... Muhammad AsrilHardian NingsihBasuki ArumMenulisKesuburan tanah digambarkan sebagai “kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara esensial tanaman dan air tanah dalam jumlah dan proporsi yang memadai untuk pertumbuhan dan reproduksi tanaman tanpa adanya zat beracun yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman”. Tanah yang subur “menyediakan nutrisi penting untuk pertumbuhan tanaman, mendukung komunitas biotik yang beragam dan aktif, menunjukkan struktur tanah yang khas dan memungkinkan dekomposisi yang tidak terganggu”.Nutrisi tanaman adalah unsur kimia penting yang dibutuhkan oleh tanaman dan secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam metabolisme serta aktivitas fisiologis dalam tubuh tanaman. Berdasarkan tingkat kebutuhan tanaman, nutrisi dibedakan menjadi 3 yaitu nutrisi dasar, nutrisi makro yaitu Nitrogen N, Fosfor P, Kalium K, Kalsium Ca, Magnesium Mg dan Belerang S serta nutrisi mikro yaitu Besi Fe, Mangan Mn, Boron B, Molibdenum Mo, Tembaga Cu, Seng Zn dan Klor Cl. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi gejala defisiensi dan toksisitas nutrisi yang dialami oleh tanaman di Desa Palajau Kabupaten Jeneponto. Identifikasi gejala dilakukan secara visual pengamatan langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa jenis tanaman yang mengalami masalah nutrisi yaitu tanaman kacang hijau menunjukkan gejala defisiensi unsur Fe dan toksisitas unsur Zn, jagung menunjukkan gejala defisiensi unsur K, kelapa menunjukkan gejala defisiensi unsur Mg dan K, jeruk menunjukkan gejala defisiensi unsur N, S, dan Ca, mangga menunjukkan gejala defisiensi unsur K dan gangguan unsur B, serta tanaman srikaya yang menunjukkan gejala defisiensi unsur K. Pengamatan visual merupakan langkah awal untuk mengetahui masalah nutrisi pada tanaman, sehingga perlu dilakukan analisis laboratorium berupa analisis tanah soil testing dan analisis jaringan tanaman untuk mendukung data yang diperoleh di Kunci idefisiensi, identifikasi visual, nutrisi tanaman, toksisitasNutrient has an important effect on crop nutrition. It is important to find a correct balance between macronutrients and micronutrients for maize crop. Nutrients in the soil are taken up by the roots of the plant after which they are translocated within the plant reaching the stems and leaves. Decreased water availability in the soil reduces the movement of the nutrients and when this is the case, plant growth is hampered. Nitrogen N Plants suffering from nitrogen tend to show stunted growth. The leaves turn a pale green. The oldest leaves show yellow discolouration and necrosis starting at the tip of the leaf. Low or high pH soils make the problem worsen. N is important for lush green growth. It contributes towards yield & grain quality. Maize plant requires nitrogen and phosphorous soon after germination to stimulate the growth of stems, leaves and ear. The majority of nitrogen is needed during the growth. Nitrogen is important for lush green growth of the maize which significantly contributes towards yields and better grain quality. A maize plant requires both nitrogen and phosphorous soon after germination to stimulate the overall growth of plant structures. The majority of nitrogen is needed during the period of maximum growth which is the month prior to tasselling and silking. Phosphorous P Young plants suffering from a deficiency in phosphorous are stunted and thin with dark green leaves. Leaf margins, veins and stems show tinges of purple which may even spread across the whole blade of the leaf. This reddish discolouration is usually visible mainly in the juvenile stage of the plant's life. Acidic and very alkaline soils worsen the plants as do cold and wet conditions. Crops with poorly developed root systems struggle without enough phosphorous so it is very important to get the levels right to ensure good early plant development which will contribute towards even maturing and reduced grain losses at assess nutrients deficiency in plants, most agriculturists primarily depend on visual symptoms, soil analysis and plant tissue analysis. The seventeen essential plant elements are carbon C, hydrogen H, oxygen O, nitrogen N, phosphorus P, potassium K, calcium Ca, magnesium Mg, sulphur S, iron Fe, zinc Zn, manganese Mn, copper Cu, boron B, molybdenum Mo, chlorine Cl and nickel. Carbon, hydrogen, and oxygen are obtained from air and YiLukas KrusenbaumPaula UngerJuergen GallIn order to enable timely actions to prevent major losses of crops caused by lack of nutrients and, hence, increase the potential yield throughout the growing season while at the same time prevent excess fertilization with detrimental environmental consequences, early, non-invasive, and on-site detection of nutrient deficiency is required. Current non-invasive methods for assessing the nutrient status of crops deal in most cases with nitrogen N deficiency only and optical sensors to diagnose N deficiency, such as chlorophyll meters or canopy reflectance sensors, do not monitor N, but instead measure changes in leaf spectral properties that may or may not be caused by N deficiency. In this work, we study how well nutrient deficiency symptoms can be recognized in RGB images of sugar beets. To this end, we collected the Deep Nutrient Deficiency for Sugar Beet DND-SB dataset, which contains 5648 images of sugar beets growing on a long-term fertilizer experiment with nutrient deficiency plots comprising N, phosphorous P, and potassium K deficiency, as well as the omission of liming Ca, full fertilization, and no fertilization at all. We use the dataset to analyse the performance of five convolutional neural networks for recognizing nutrient deficiency symptoms and discuss their nitrogen it is one of the most essential mineral for the plant. Shallot Allium cepa var aggregatum L. was grown under fully irrigated conditions in a field experiment in the Central Java Indonesia to study and determine i optimum nitrogen dosage for bulb yield, ii nutrients uptake and iii nitrogen use efficiency. The field experiment was performed as a randomized complete block design with five nitrogen levels 100, 200, 300, 400, 500 kg/ha-1 with six replicates. Our results showed that increased nitrogen rate enhanced shallot production. It was shown that the optimum dosage is 265 kg/ha-1. The highest nutrients uptake was reached by 300 kg N/ha-1. But, increasing the applied nitrogen rate decrease the NUE. The range of NUE values recorded was between and g bulb per g Allium cepa var. Aggregatum L have many varieties that can be grown in the highlands and lowlands and one of them is the Batu Ijo variety. Nutrients N and K play an important role for plant needs. This research was conducted from March to June 2019 in Medan Baru, Bengkulu City. This study used a completely randomized design with two factors. The first factor was the dose of N fertilizer and the second factor was the application of K fertilizer. The application of N fertilizer had a significant effect on the number of shallots at week 2. The Urea dose given decreases the number of spring onions. For the best treatment at plant height is the treatment of Urea 300 kg/ha and KCl 50 kg/ha. Plant growth from week 2 to 5 increased significantly. The application of K fertilizer has an effect on the number of shallots at week 2 and the number of tubers. The higher the plant age, the more the number of leaves produced, but at higher doses, the number of leaves and the number of tubers decreased. The best treatment for the number of leaves produced was Urea 300 kg/ha and without giving KCl. For the best treatment of fresh plant weight, namely Urea 300 kg/ha and KCl 150 kg/ha, the best treatment fresh tuber weight was Urea 300 kg/ha and KCl 150 kg/ha, for tuber diameter the best treatment was 200 kg/ha of urea and KCl 100 kg/ha and for the number of tubers of Urea 0 kg/ha and KCl 150 kg/ shallots, N fertilizer, K fertilizerR. SathyavaniK. JaganMohan Kalaavathi BhuvaneshwaranIn this paper, the study detects the nutritional deficiencies from these leaves using Internet of Thing IoT based image acquisition and nutrition analyser devices. The former captures the color of the leaf and the latter helps in finding the nutrients in each zone based on the image captured by the device. The study uses an improved convolutional neural network to detect automatically the nutrients present in a leaf. The type of leaf is considered from the plants including coriander, tomato, pepper, chili, etc. The Convolutional Neural Network CNN is used to extract the patterns of leaf images from the data capturing IoT devices and nutrition analyser device. The system stores and process the data in cloud, where the CNN integrated in Virtual Machines enables the process of input data and process it and sends the report to the authority. A total of 3000 images are collected out of various disorders in five different plants. A 5 fold cross-validation is conducted on training and testing dataset. The system is tested in terms of accuracy, sensitivity, specificity, f-measure, geometric mean and percentage error. The comparison made with existing models shows an improved detection accuracy by CNN than other deep learning models. © 2021, Semnan University, Center of Excellence in Nonlinear Analysis and Applications. All rights Barker David J. PilbeamIn 2007, the first edition of Handbook of Plant Nutrition presented a compendium of information on the mineral nutrition of plants available at that time-and became a bestseller and trusted resource. Updated to reflect recent advances in knowledge of plant nutrition, the second edition continues this tradition. With chapters written by a new team of experts, each element is covered in a different manner, providing a fresh look and new understanding of the material. The chapters extensively explore the relationship between plant genetics and the accumulation and use of nutrients by plants, adding to the coverage available in the first edition. The second edition features a chapter on lanthanides, which have gained importance in plant nutrition since the publication of the first edition, and contains chapters on the different mineral elements. It follows the general pattern of a description of the determination of essentiality or beneficial effects of the element, uptake and assimilation, physiological responses of plants to the element, genetics of its acquisition by plants, concentrations of the element and its derivatives and metabolites in plants, interaction of the element with uptake of other elements, diagnosis of concentrations of the element in plants, forms and concentrations of the element in soils and its availability to plants, soil tests and fertilizers used to supply the element. The book demonstrates how the appearance and composition of plants can be used to assess nutritional status and the value of soil tests for assessing nutrition status. It also includes recommendations of fertilizers that can be applied to remedy nutritional deficiencies. These features and more make Handbook of Plant Nutrition, Second Edition a practical, easy-to-use reference for determining, monitoring, and improving the nutritional profiles of plants worldwide.
KlasifikasiUnsur Hara Esensial Untuk Pertumbuhan Tanaman - Hallo sahabat POTRET PERTANIAN , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Klasifikasi Unsur Hara Esensial Untuk Pertumbuhan Tanaman, Sahabat Potret juga Bisa mendapatkan berbagi artikel tentang Informasi Politik, Hukum, Ekonomi, Olah raga, Cerpen, Cerbung dan juga Tips, Trik, Informasi Pertanian lainya, seperti Insek, Fungi
Golongantersebut yaitu unsur hara esensial dan non esensial. Unsur yang termasuk golongan esensial yaitu Belerang (S), Kalsium (Ca), fosfor (P), Kontras dengan unsur esensial, unsur non esensial spesialuntuk berperan kecil terhadap pertumbuhan tanaman, sehingga sanggup digantikan oleh unsur lain. misal unsur ini yaitu natrium (Na), silikon
Semuaunsur hara makro adalah esensial bagi tanaman. Namun terhadap unsur mikro tidak semuanya esensial. Yang tergolong dalam unsur mikro esensial diantaranya dari besi / ferrum (Fe), manganese (Mn), tembaga / copper (Cu), seng / zinc (Zn), boron (B), klor (Cl), molibdenum (Mo). b. Unsur Mikro Non Esensial / Fungsional

Makroelemen atau makro nutrien atau unsur hara pokok : C, H, 0, N, S, P ,Ca, K, Mg, Fe. Mikro elemen atau mikro nutrien atau unsur hara pelengkap: B, Cu, Mn, Mo, Zn, Cl, dibutuhkan dalam jumlah relatif rendah Makro dan mikro elemen merupakan elemen esensial dan harus ada pada tumbuhan.

Unsurhara benefisial ini belum digolongkan sebagai unsur hara esensial. Namun demikian, pengelompokan unsur hara baik esensial maupun non esensial adalah kesepakatan ilmuwan yang dapat berubah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan (Kasno & Rochayati, 2016). Unsur yang saat ini dianggap tidak esensial dapat berubah menjadi unsur hara 8PS7Ba.
  • eybk7nr0nf.pages.dev/416
  • eybk7nr0nf.pages.dev/525
  • eybk7nr0nf.pages.dev/247
  • eybk7nr0nf.pages.dev/11
  • eybk7nr0nf.pages.dev/63
  • eybk7nr0nf.pages.dev/369
  • eybk7nr0nf.pages.dev/325
  • eybk7nr0nf.pages.dev/356
  • unsur hara esensial dan non esensial